Haruskah merangkak?
Menurut para ahli terapis anak di Amerika Serikat, merangkak adalah pencapaian penting dalam perkembangan anak yang berdampak jangka panjang. Dengan tidak merangkak, otot bagian atas tubuh anak, termasuk otot tangan, menjadi kurang terlatih. Efek akan terlihat pada kemampuan anak menyangga tubuh bagian atas, yang diperlukan ketika anak menulis, berpakaian, memanjat atau mengangkat tubuh keluar dari kolam renang. Menurut para ahli ini, anak-anak yang tidak merangkak, akan lebih lambat menguasai keterampilan sejenis ini.
Di sisi lain, para ahli medis anak di Amerika Serikat berpendapat sebaliknya. Menurut mereka, belum ada data yang menunjukkan dampak negatif tidak merangkak. Nyatanya, banyak juga anak yang tidak merangkak, tak mengalami hambatan apa pun dalam perkembangannya. Menurut mereka, merangkak tidak sepenting pencapaian lain seperti berjalan dan berdiri.
Sementara masih jadi perdebatan para ahli, tidak perlu cemas berlebihan jika si kecil ternyata tidak merangkak. Diskusikan saja dengan dokter anak, apalagi jika ada pencapaian lain yang belum dikuasai si kecil seperti duduk tanpa dibantu, atau terlalu dominan pada sisi tubuh tertentu. Berikut 2 alasan mengapa anak kurang mendapat kesempatan untuk merangkak:
- Anak menemukan cara lain untuk bergerak. Hati-hati, lho, anak yang terlalu banyak digendong bisa malas berusaha dengan kemampuannya sendiri untuk bergerak.
- Anak terlalu banyak dibaringkan terlentang. Posisi terlentang memang sangat dianjurkan ketika anak tidur untuk mencegah SIDS (Sudden Infant Death Syndrome). Tapi, saat dia bangun sebaiknya diimbangi dengan telungkup.
PAR 0408