Cara Terbaik Tingkatkan Kecerdasan Anak
Mungkin Anda kini mulai bertanya, memangnya salah kalau berusaha menjadikan anak kita lebih unggul? Memberikan yang terbaik untuk anak tak pernah menjadi hal yang salah, Ma. Namun, cara berikut mungkin dapat membantu meningkatkan kecerdasan anak:
Beri anak stimuli sesuai dengan usianya. “Semua orang tua pasti ingin perkembangan anaknya optimal. Namun, mereka seringkali terjebak menjadi hurried parents, karena terkesan terburu-buru dalam memberikan stimulasi untuk anaknya,” ucap Indri Savitri, Psi., M.Psi., Counseling & Education Manager dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI), setiap anak pasti memiliki bakat. Agar tidak menjadi hurried parents, pastikan dulu anak memiliki 3 hal berikut: Kemandirian, rasa aman, dan kemampuan berkomunikasi.
“Dalam mengajarkan baca misalnya, di usia 2, 3, 4 tahun sebenarnya anak cukup sampai pada proses pengenalan saja, tanpa perlu berharap ia akan menguasai. Nantinya, di usia matangnya, 5 tahun, bila tidak ada problem, ia pasti akan bisa membaca kok,” kata Indri.
Akomodasi bakat anak. Berikan anak ruang untuk mengembangkan bakatnya. Belum yakin dengan bakat anak? Ajak anak mengikuti berbagai kegiatan yang ia mau atau mencoba aneka kursus. “Anak yang berbakat, akan terlihat sekali kok semangatnya saat harus mengikuti kegiatan yang memang menjadi bakatnya,” kata Indri. Setelah menemukan bakatnya, pastikan anak menikmati kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan bakatnya.
Namun, bila anak akhirnya terus mengeluh malas saat harus mengikuti kursus yang Anda anggap dapat mengembangkan kecerdasan / bakatnya, coba tanyakan kembali kepada diri Anda. “Jangan-jangan mama papanya yang sebenarnya semangat,” imbuh Indri.
Hindari memberi label positif. Kalimat seperti “pintarnya anak mama bisa dapat nilai 100,” atau pujian-pujian yang bentuknya mengingatkan anak bahwa dia berhasil melakukan sesuatu karena bakat kepintaran yang ia miliki ternyata bisa menghilangkan motivasi anak untuk berusaha lebih keras. Anak akan kehilangan tantangan dan rasa ingin bersaing. Tentunya Anda boleh memuji anak. Namun, daripada menggunakan kata ‘pintar’ atau mengingatkan kalau dia mempunyai bakat, coba ucapkan kalimat yang memberitahunya bahwa hasil baik yang ia dapatkan adalah akibat kerja keras yang ia lakukan.
Misalnya, “Nilai kamu bagus sayang. Ini pasti karena kamu rajin belajar.” Memberi tahu anak bahwa ia pintar juga membuat anak berpikir ia harus selalu terlihat pintar, hal ini bisa membuat anak malah menjadi takut untuk mengeksplor hal baru yang belum ia kuasai.