Dos & Don'ts Isolasi Mandiri di Rumah
dr. RA Adaninggar, Sp.PD, yang kerap dipanggil dokter Ning, Internist dan Health Educator dalam Webinar bersama Ayahbunda & Parenting Indonesia mengatakan bahwa isolasi mandiri yang salah justru berbahaya. “Kalau salah caranya (isolasi mandirinya), justru malah berisiko menularkan ke anggota keluarga yang lain,” ujarnya.
dr. Ning menyebut bahwa isolasi mandiri sebetulnya bukanlah kondisi yang ideal. Ketimbang isolasi mandiri di rumah yang tidak memadai, dr. Ning lebih menganjurkan pasien positif untuk melakukan isolasi di tempat isolasi terpadu yang sudah disediakan pemerintah seperti Wisma Atlet Jakarta. Akan tetapi, isolasi mandiri menjadi pilihan ketika fasilitas rawat inap tidak tersedia.
Pilihan isolasi mandiri di rumah hanya bisa dijalankan oleh orang tanpa gejala (OTG), orang dengan gejala ringan, dan tanpa penyakit komorbid. Untuk melakukan isolasi mandiri di rumah pun, harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain:
-
Ada satu ruangan khusus untuk anggota keluarga yang positif COVID-19 yang terpisah dari anggota keluarga lain.
-
Tempat tidur, alat makan, haduk, dan sprei anggota keluarga yang positif COVID-19 terpisah.
-
Ada fasilitas sanitasi (kamar mandi, air mengalir, sabun, tempat sampah, deterjen, sarung tangan untuk anggota keluarga). Kamar mandi harus terpisah.
-
Terdapat satu orang sehat tanpa komorbid yang dapat merawat anggota keluarga yang positif COVID-19 dengan protokol kesehatan yang ketat.
Nah, berikut ini adalah beberapa hal dari isolasi mandiri di rumah yang perlu Anda dan keluarga perhatikan agar tidak menularkan ke anggota keluarga lain menurut dr. Ning:
Dos
-
Anggota keluarga yang positif harus tidur di ruangan terpisah dengan ventilasi ruangan yang baik.
-
Anggota keluarga yang positif harus selalu menggunakan masker di dalam rumah. Pastikan untuk membungkus masker dalam plastik sebelum membuangnya ke tempat sampah.
-
Alat makan dan minum anggota keluarga yang positif harus dipisahkan.
-
Anggota keluarga yang positif harus menjaga jarak saat berinteraksi dengan anggota keluarga lain/perawat minimal 2 meter dengan durasi yang singkat.
-
Anggota keluarga yang positif harus membersihkan permukaan kamar mandi yang disentuh setelah selesai menggunakannya.
-
Upayakan anggota keluarga lain/perawat saat memberikan makanan/obat/benda apa pun dilakukan sesingkat mungkin. “Bisa juga ditaruh di depan pintu,” ujar dr. Ning.
-
Terapkan etika batuk dan bersin yang benar.
-
Baju anggota keluarga yang positif harus langsung dicuci. Orang yang bertugas mencuci harus mengenakan masker dan sarung tangan.
-
Seluruh anggota keluarga harus sering mencuci tangan, terutama setelah memegang benda yang sering disentuh.
-
Anggota keluarga yang positif maupun keluarga lain perlu memeriksa kondisi kesehatan mandiri secara berkala, seperti suhu dan perkembangan gejala.
-
Rutin laporkan kondisi kesehatan anggota keluarga yang positif COVID-19 kepada petugas kesehatan.
Don'ts
dr.Ning mengatakan bahwa hal yang riskan dari isolasi mandiri di rumah adalah pelanggaran protokol yang dilakukan oleh anggota keluarga yang positif maupun anggota keluarga yang sehat. “Biasanya karena sudah nggak betah,” ujarnya.
Apa saja yang tidak boleh dilakukan saat ada anggota keluarga yang melakukan isolasi mandiri di rumah?
-
Tidak memakai masker walau hanya sebentar.
-
Makan bersama anggota keluarga lain.
-
Mengobrol dengan anggota keluarga lain.
-
Keluar untuk berjalan-jalan sebentar atau membeli sesuatu.
Isolasi mandiri dilakukan selama 10 hari sejak hasil tes swab PCR keluar dan ditambah dengan 3 hari tanpa gejala demam dan gangguan pernapasan.
Baca juga:
Waspada Klaster Keluarga, Batasi Si Kecil Main di Luar
Cara Minimalisir Risiko Klaster Keluarga
Klaster Keluarga Meningkat, Periksa Apakah Keluarga Anda Berisiko!
LELA LATIFA
FOTO: FREEPIK
Topic
#corona #coronavirus #covid19 #covid-19